BPKN: Mari Dukung Vaksin Buatan Dalam Negeri

17 Maret 2021 468

Array

Jakarta– Komisioner Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Republik Indonesia, Adrianus Garu meminta agar rakyat Indonesia mendukung pemerintah untuk serius mengembangkan vaksin Covid-19 produksi dalam negeri.

Saat ini ada dua vaksin yang sedang dikembangkan oleh anak-anak bangsa Indonesia yakni Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih. “Mari kita dukung Presiden Joko Widodo untuk tetap mengembangkan dua vaksin buatan anak bangsa, walau ada suara penolakan dari segelintir orang,” kata Andre Garu melalui keterangan tertulis, Rabu (17/3/2021).

Mantan anggota DPD RI itu mengatakan, saat ini ada suara sumbang yang mengeritik dua vaksin buatan dalam negeri. Para pengeritik itu adalah komplotan mafia impor yang terganggu bisnisnya ketika bangsa ini berhasil mengembangkan vaksin sendiri.
Ia pun meminta Presiden Joko Widodo bersikap tegas demi rakyat dan bangsa Indonesia. Presiden jangan takut memberantas mafia-mafia itu sesuai janjinya demi membangkitkan kembali kejayaan produk-produk dalam negeri.

Politisi Partai Hanura itu juga meminta Presiden Jokowi untuk terus mengembangkan dan memaksimalkan pemakaian GeNose yang dibuat Universitas Gadjah Mada (UGM) dan menghentikan pembelian produk-produk luar negeri yang harganya sangat mahal dan mengeruk uang rakyat Indonesia.

“Apalagi di tengah situasi serba sulit seperti saat ini, para mafia impor malah menari di atas penderitaan rakyat Indonesia. Mereka telah mendapatkan keuntungan besar dengan menjual produk asing yang harganya sangat mahal. Sementara kita sendiri bisa menciptakan teknologi kesehatan tersebut dengan harga sangat murah,” kata dia.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta warga untuk semakin mencintai barang-barang produksi dalam negeri. Saat ini, bangsa Indonesia sudah berhasil menciptakan alat pendeteksi corona yang bernama GeNose. Alat ini akan menggeser penggunaan rapid test yang dinilai mahal.

Selain itu, bangsa ini juga sukses mengembangkan dua jenis vaksin corona yakni Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih. Sayang perjalanan Vaksin Merah Putih sangat lambat.

Eijkman Institute for Molecular Biology atau Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman yang dipercaya mengembangkan vaksin ini memprediksi selesai Desember 2021. Namun meleset, mundur lagi menjadi 2022. Itu berarti pemerintah harus menanggung beban impor vaksin Covid-19 merek lainnya.

Sementara Vaksin Nusantara prosesnya cukup maju. Vaksin Nusantara malah sudah pada uji klinis tahap dua. Ini kabar gembira, mengingat beban APBN 2020 semakin besar untuk membiayai vaksin dari luar negeri. Anggaran Vaksin Covid-19 sekitar Rp 35,1 triliun, kemudian pada 2021 melonjak jadi Rp 74 triliun. Karena itu, vaksin dalam negeri perlu dikembangkan secepatnya.

“Sekaligus mengurangi ketergantungan vaksin impor, yang menguras APBN, juga membangun kemandirian produksi vaksin dan memutus mata rantai mafia,” kata Andre Garu.

(Sumber beritasatu.com)

 
Array
bannerheader